KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah
ini dibuat berdasarkan kebutuhan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku Organisasi, serta untuk kebutuhan kami
agar dapat lebih memahami tentang kepuasan kerja.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga
makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini karena keterbatasan referensi. Mengingat
keterbatasan itu, maka kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran dari Ibu dosen mata kuliah Perilaku Organisasi khusunya, serta
dari rekan-rekan pembaca pada umumnya.
Akhir kata, semoga
makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mataram,
April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah........................................................
1.2 Rumusan
Masalah..................................................................
1.3 Tujuan
Penulisan....................................................................
1.4 Manfaat
Penulisan.................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Para Ahli.....................
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.............
2.3
Aspek-aspek yang Terkait Dengan Kepuasan Kerja.............
2.4
Teori
Motivasi dan Kepuasan Kerja 2.5
Profil Kepuasan Kerja Individu dalam Organisasi..........................................................
2.6 Cara
Mengukur Kepuasan Kerja...........................................
2.7 Bagaimana Karyawan Dapat
Mengungkapkan
Ketidakpuasan.......................................................................
2.8 Korelasi Kepuasan Kerja.......................................................
BAB
III PENTUP
3.1 Simpulan................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam
era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta
mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam
program untuk meningkat kinerja para karyawan. Banyak faktor yang terkait dalam
perbaikan kinerja perusahaan. Perusahaan kurang menerapkan sistem promosi
jabatan dengan benar. Promosi jabatan merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan sehingga
karyawan bisa bekerja mencapai target perusahaan, yang akhirnya akan memampukan
perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.
Bagi setiap perusahaan,
karyawan bagian produksi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya
dengan sumber daya perusahaan yang lainnya. Bahkan, karyawan bagian produksi
memegang kendali dalam proses produksi. Dengan kata lain, lancar atau tidaknya
sebuah proses produksi akan sangat tergantung pada karyawan pelaksana produksi
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1.2.1
Apa saja pengertian
kepuasan kerja menurut para ahli ?
1.2.2
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja?
1.2.3
Apa saja aspek-aspek
yang terkait dengan kepuasan kerja ?
1.2.4
Apa saja teori motivasi
dan kepuasan kerja ?
1.2.5
Bagaimana profil
kepuasan kerja individu dalam organisasi ?
1.2.6
Bagaimana cara mengukur
kepuasan kerja ?
1.2.7
Bagaimana cara karyawan
mengungkapkan ketidakpuasan ?
1.2.8
Bagaimana korelasi
dalam hubungan kerja ?
1.3 Tujuan Penulisan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi,
serta untuk :
1.3.1 Menjelaskan
pengertian kepuasan kerja menurut para ahli
1.3.2 Menjelaskan
saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
1.3.3 Menjelaskan
aspek-aspek yang terkait dengan kepuasan kerja
1.3.4 Menjelaskan
teori motivasi dan kepuasan kerja
1.3.5 Menjelaskan
profil kepuasan kerja individu dalam organisasi
1.3.6 Menjelaskan
cara mengukur kepuasan kerja
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil
pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca/mahasiswa, dan semua pihak yang sekiranya membutuhkan informasi seperti
yang dapat disajikan di dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepuasan Kerja.
Pengertian
kepuasan kerja menurut para ahli :
1. Lock
(1995)
Kepuasan
kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau
menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman
kerja.
2. Robbins
(1996)
Kepuasan
kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya.
3. Porter
(1995)
Kepuasan
kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu yang seharusnya diterima
dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya dia terima.
4. Mathis
dan Jackson (2000)
Kepuasan
kerja merupakan pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi
dari pengalaman kerja.
5. T.M.
Fasher (1992)
Kepuasan
kerja, atau dalam arti yang lebih khusus kepuasan karyawan dalam bekerja, yang
muncul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya
marjinal yang dikeluarkan oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepuasan
kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan
kondisi kerja.
2. Tanggapan
emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila
secara emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak
aka berarti karyawan tidak puas.
3. Kepuasan
kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa
yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang
sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya.
4. Kepuasan
kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan.
Kepusaan
kerja merupakan sesuatu yang sangat sulit diukur yang bersifat subjektif karena
setiap orang selalu mempunyai keinginan-keinginan yang ingin dipenuhi namun
setelah terpenuhi muncul lagi keinginan-keinginan lainnya, seakan-akan manusia
itu tidak mempunyai rasa puas dan setiap pegawai mempunyai kriteria sendiri
yang menyatakan bahwa dirinya telah puas.
Kepuasan
kerja bisa dilihat atau dikatakan puas dalam bekerja jika pendapatan yang
diperoleh telah dapat mencukupi kebutuhan pekerja tersebut, dan dalam
perusahaan tersebut pegawai merasakan nyaman dalam bekerja dan tidk mempunyai
kekhawatiran lain seperti kurang cukup gaji yang diterima, tidak adanya jaminan
kesehatan/keselamatan kerja dan jaminan masa tua atau pension.
Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu pada sikap
individu secara umum terhadap pekerjaannya dapat juga dikatakan sebagai
persepsi awal terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Kepuasan dalam Islam
dilandasi dengan rasa ikhlas. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Hajj : 31.
2.2
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
1. Kondisi
kerja, artinya jika seluruh kebutuhan seseorang untuk bekerja terpenuhi baik
itu dari bahan yang dibutuhkan ataupun dari lingkungan yang menunjang maka
kepuasan kerja akan terjadi.
2. Peraturan,
budaya serta karakteristik yang ada dalam organisasi tersebut, yang jika
peraturan dalam menjalankan pekerjaannya dapat mendukung terhadap pekerjaannya
maka karyawan atau para pekerja akan merasakan kepuasan kerja.
3. Kompensasi
dari pekerjaannya yang seimbang dengan pekerjaan yang telah ia lakukan.
4. Efisiensi
kerja, dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam pekerjaannya,
sehingga apabila kepuasan kerja itu ada salah satunya adalah dengan bekerja
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
5. Peluang
promosi, yaitu di mana adanya suatu peluang untuk mendapatkan penghargaan atas
prestasi kerja seseorang dimana diberikan jabatan dan tugas yang lebih tinggi
dan disertai dengan kenaikan gaji. Promosi ini sangat mempengaruhi kepuasan
kerja dapat dihargai dengan dinaikan posisinya disertai gaji yang akan
diterimanya.
6. Rekan
kerja atau partner kerja, kepuasan kerja akan muncul apabila dalam suatu
organisasi terdapat hubungan yang baik. Misalnya anggota kerja mempunyai cara
atau sudut pandang atau kebiasaan yang sama dalam melakukan suatu pekerjaan
sehingga dalam bekerja juga tidak ada hambatan karena terjalin hubungan yang
baik.
Sedangkan dalam
pandangan Islam kepuasan kerja itu terjadi apabila suatu pekerjaan yang dilakukan
dapat membantu orang lain dalam meringankan pekerjaannya, karena“sebaik-baiknya
manusia adalah yang berguna bagi orang lain”.
2.3 Aspek-aspek Kepuasan Kerja.
1.
Kerja yang Secara Mental Menantang.
Kebanyakan karyawan
menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan
keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan
balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja
secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan
kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan
gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai
kesenangan dan kepuasan.
2.
Ganjaran yang Pantas.
Para karyawan
menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai
adil, dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik
didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar
pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. Tidak semua
orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil
untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang
kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang
mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan
kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah
persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan
praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh
karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat
dalam cara yang adil (fair and just)
kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3. Kondisi Kerja yang Mendukung.
Karyawan peduli akan
lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan
mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai
keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu),
cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem
(terlalu banyak atau sedikit).
4. Rekan Kerja yang Mendukung
Orang-orang mendapatkan
lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi
kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu
bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan
kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi perilaku atasan juga merupakan determinan
utama dari kepuasan.
5. Kesesuaian Kepribadian
dengan Pekerjaan
Pada hakikatnya orang
yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang
mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan
yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan
lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena
sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan
yang tinggi dari dalam kerja mereka.
2.4 Teori Motivasi dan
Kepuasan Kerja.
Ada
beberapa teori tentang motivasi dan kepuasan kerja, di antaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Discrepancy Theory
Teori ini menjelaskan
bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan
kenyataan.
2.
Equity Theory
Teori ini mengatakan bahwa
karyawan atau individu akan merasa puas terhadap aspek-aspek khusus dari
pekerjaan mereka. Misalnya gaji/upah, rekan kerja, dan supervisi.
3.
Opponent Theory –
Process Theory
Teori ini menekankan
pada upaya seseorang dalam mempertahankan keseimbangan emosionalnya.
4.
Teori Maslow
Menurut Maslow, kebutuhan manusia
berjenjang atau bertingkat, mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai yang
paling tinggi. Tingakatan-tingakatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.
Kebutuhan fisiologis
b.
Kebutuhan keamanan dan keselamatan
c.
Kebutuhan akan rasa memiliki
d.
Kebutuhan untuk dihargai
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
5. Teori
ERG Alderfer
Alderfer membagi hierarki kebutuhan
manusia menjadi 3 tingkatan, yaitu :
a. Eksistensi
b.
Keterkaitan kebutuhan-kebutuhan
akan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang baik
c.
Pertumbuhan
6. Teori
Dua Faktor dari Herzberg
Teori ini memandang
kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa kepuasan
kerja berasal dari ketidak-adaan faktor-faktor ekstrinsik.
7. Teori
McClelland
McClelland mengajukan teori kebutuhan
motivasi yang dipelajari, yaitu teori yang menyatakan bahwa seseorang dengan
suatu kebutuhan yang kuat akan termotivasi untuk menggunakan tingkah laku yang
sesuai guna memuaskan kebutuhannya. Tiga kebutuhan yang dimaksud adalah :
a.
Kebutuhan berprestasi
b.
Kebutuhan berafiliasi
c. Kebutuhan akan kekuasaan
2.5 Profil Kepuasan Kerja Individu dalam
Organisasi.
Profil
atau kriteria kepuasan kerja dalam organisasi sangat banyak pengaruhnya, hal
ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ragam orang dalam bekerja dan bagaimana
cara mereka mengatasi pekerjaan yang ia miliki serta keinginan atau
kemampuannya untuk bertahan dalam organisasi tersebut.
Pegawai
yang merasa puas dalam bekerja, yaitu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu datang tepat waktu, artinya pegawai
tersebut menghargai pekerjaannya dan bertanggung jawab atas tugas yang harus
dikerjakannya.
2. Senang dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu
pekerja dalam bekerja berusaha menyukai pekerjaan yang dikerjakannya.
3. Tidak mengeluh terhadap tugas dan pekerjaan
yaitu selalu dapat menerima pekerjaan yang baru dan sulit dengan lapang dada.
4. Selalu semangat dalam bekerja yaitu pegawai
dalam bekerja mempunyai suatu energi yang penuh dalam bekerja.
5. Betah berada di tempat kerja yaitu karyawan
merasa nyaman berada di tempat kerja.
6. Mempunyai hubungan harmonis dengan pegawai
lain dan atasannya.
7. Selalu belajar untuk lebih baik sehubungan
dengan pekerjaan yang dikerjakannya misalnya seorang guru sejarah yang selalu
belajar dan mengikuti perkembangan sejarah yang terjadi.
2.6 Pengukuran Kepuasan
Kerja.
Ada
beberapa cara untuk mengukur kepuasan kerja, di antaranya akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pengukuran
kepuasan kerja dengan skala job
description index.
Cara penggunaannya adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada karyawan mengenai pekerjaan. Setiap
pertanyaan yang diajukan harus dijawab oleh karyawan dengan jawaban ‘Ya’, ‘Tidak’,
atau ‘Ragu ragu’. Dengan cara ini dapat diketahui tingkat kepuasan kerja
karyawan.
2.
Pengukuran kepuasan
kerja dengan Minnesota Satisfaction
Questionare.
Skala ini berisi tanggapan yang
mengharuskan karyawan untuk memilih salah satu dari alternatif jawaban : ‘Sangat
tidak puas’, ‘Tidak puas’, ‘Netral’, ‘Puas’, dan ‘Sangat puas’ terhadap
pernyataan yang diajukan. Beradsarkan jawaban-jawaban tersebut dapat diketahui
tingkat kepuasan kerja karyawan.
3.
Pengukuran kepuasan
kerja berdasarkan ekspresi wajah.
Pada pengukuran metode ini responden
diharuskan memilih salah satu gambar wajah orang, mulai dari wajah yang sangat
gembira, gembira, netral, cemberut, dan sangat cemberut. Kepuasan kerja
karyawan akan dapat diketahui dengan melihat pilihan gambar yang diambil
responden.
2.7 Bagaimana Karyawan
Dapat Mengungkapkan Ketidakpuasan.
Ketidakpuasan
karyawan dapat diungkapkan dengan sejumlah cara. Misalnya daripada
Berhenti,
karyawan dapat mengeluh, tidak patuh, mencuri milik organisasi, atau
mengelakkan sebagian dari tanggung jawab kepada mereka. Berikut ini adalah
contoh respon yang biasa diungkapkan karyawan jika mereka merasa tidak puas
menurut Stephen Robbins (2003:105):
1. Exit,
perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi, mecakup pencarian suatu
posisi baru maupun meminta berhenti.
2. Suara
(Voice), dengan aktif dan konstruktif
mencoba memperbaiki kondisi. Mencakup saran, perbaikan, membahas
problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.
3. Kesetiaan
(Loyality), pasif tetapi optimistis
menunggu membaiknya kondisi. Mencakup berbicara membela organisasi menghadapi
kritik luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal
yang tepat”.
4. Pengabaian
(Neglect), secara pasif membiarkan
kondisi memburuk, temasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis,
upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat.
2.8 Korelasi Kepuasan
Kerja.
Hubungan antara kepuasan kerja dengan
variabel lain dapat bersifat positif atau negatif.
Kekuatan
hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat. Menurut Kreiter dan Knicki
(2001;226), hubungan yang kuat menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi
dengan signifikan variabel lainnya dengan meningkatnya kepuasan kerja. Beberapa
korelasi kepuasan kerja sebagai berikut:
1. Motivasi.
Antara motivasi dan kepuasan kerja
terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Karena kepuasan dengan
pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi,
atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat
meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan
kepuasan kerja.
2. Pelibatan
Kerja.
Hal ini
menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan peran
kerjanya. Karena
pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran
atasan/manajer
perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk
meningkatkan
keterlibatan kerja pekerja.
3.
Organizational
Citizenship Behavior.
Merupakan
perilaku pekerja di luar dari apa yang menjadi tugasnya.
4.
Organizational
Commitment.
Mencerminkan
tingkatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai
komitmen terhadap tujuannya. Antara komitmen organisasi dengan kepuasan
terdapat hubungan yang siknifikan dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja
akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang
lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
5.
Ketidakhadiran (Absenteisme).
Antara
ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan kata
lain apabila kepuasan meningkat, ketidakhadiran akan turun.
6.
Perputaran (Turnover).
Hubungan
antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu
kontinuitas organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat
meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
7.
Perasaan stres.
Antara
perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan negatif dimana dengan
meningkatnya kepuasan kerja akan mengurangi dampak negatif stres.
8.
Prestasi Kerja/Kinerja.
Terdapat
hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Dikatakan kepuasan kerja
menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih
produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja
atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan
kepuasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepuasan
kerja itu penting dipelajari dalam kajian perilaku organisasi, karena dengan
mengetahui kepuasan kerja maka akan memudahkan bagi organisasi untuk
mengembangkan organisasinya tersebut.
Kepuasan
kerja merupakan sebentuk rasa senang terhadap apa yang telah dikerjakannya,
namun kepuasan kerja bersifat subjektif. Kepuasan antara individu satu dengan
individu lainnya cenderung berbeda, karena setiap individu mempunyai kriteria
kepuasan tersendiri dalam mengukur tingkat kepuasan hidupnya, namun kepuasan
pegaawai dalam bekerja dapat dilihat dari bagaimana kinerja pegawai tersebut
namun hal tersebut tidak menjamin pegawai merasa puas karena pada hakikatnya
manusia tidak mempunyai rasa puas.
Kepuasan
kerja (job satisfaction) mengacu pada
keseluruhan sikap yang akan terjadi pada diri setiap individu secara umum
terhadap pekerjaannya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja di antaranya
kondisi kerja/lingkungan kerja, peraturan atau budaya organisasi serta
karakteristik organisasi, kompensasi yang memuaskan, efisiensi kerja dan
partner kerja.
Berdasarkan
uraian-uraian yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Motivasi adalah keadaan di mana
usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau
tujuan tertentu.
2. Kepuasan kerja merupakan suatu
tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja.
3. Aspek-aspek kepuasan kerja : kerja
yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja
yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, dan kesesuaian
kepribadian dengan pekerjaan.
4. Ada beberapa teori tentang motivasi
dan kepuasan kerja, di antaranya adalah sebagai berikut : Discrepancy Theory,
Equity Theory, Opponent Theory – Process Theory, Teori Maslow, Teori ERG
Alderfer, Teori dua faktor dari Herzberg, dan Teori McClelland.
5. Ada beberapa cara untuk mengukur
kepuasan kerja, di antaranya akan dijelaskan sebagai berikut : Pengukuran
kepuasan kerja dengan skala job
description index, pengukuran kepuasan kerja dengan Minnesota Satisfaction Questionare, dan pengukuran kepuasan kerja
berdasarkan ekspresi wajah.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber internet:
1. eprints.uny.ac.id/7518/3/BAB%202-09409131010.pdf
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CGoQFjAG&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F7518%2F3%2FBAB%25202-09409131010.pdf&ei=4WhPU-fQGsb_rQeQsoHIDQ&usg=AFQjCNGf-WiKeDdHjQfQE7WcX-hI2BeL0w&sig2=gvGJuDpmXXbmhfryBcnTAw&bvm=bv.64764171,d.bmk
)
2. file.upi.edu/.../Makalah_Kepuasan_Kerja.pdf
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPEB%2FPRODI._MANAJEMEN_FPEB%2F197507042003121-ASKOLANI%2FMakalah_Kepuasan_Kerja.pdf&ei=4WhPU-fQGsb_rQeQsoHIDQ&usg=AFQjCNGqZ0PSf_yNpVEZQZGjcfgcdCpaUg&sig2=xKlE8fhQ-JEmJGi9YpsmjA&bvm=bv.64764171,d.bmk)
thanks info nya min
BalasHapusterimakasih, sangat membantu
BalasHapusthx sis
BalasHapussangat bermanfaat sis
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusmakasih ka, sangat membantu.
BalasHapus